Senin, 15 Desember 2008

IPTEK


Institute for Science and Technology Studies (Istecs) Pusat menyelenggarakan diskusi regular tentang penerapan teknologi untuk meningkatkan ekonomi bangsa, Selasa (9 Desember 2008) di kantor Istecs Pusat, Jl. Duren Tiga Delapan No. 17, Jakarta Selatan.

Dalam pembukaan diskusi ini, ketua ISTECS Pusat, Dr. Rohadi Awaludin, memaparkan bahwa pentingnya teknologi benar-benar dapat diterapkan dalam mendukung percepatan proses pembangunan. Kemajuan bidang IT (Information Technology) perlu diadopsi untuk meningkatkan tansparansi dan kualitas layanan publik. Masyarakat pun menunggu kiprah para teknolog dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Masalah penting yang dihadapi oleh wilayah perkotaan diantaranya adalah masalah sampah dan penyediaan air. Namun dalam penerapan teknologi harus tetap memperhatikan faktor faktor sosial budaya karena tingkat pemanfaatan teknologi yang diterapkan sangat dipengaruhi oleh kesiapan masyarakat. Masalah sampah misalnya bukan semata mata masalah teknologi namun sangat dipengaruhi cara pandang dan budaya masyarakat terhadap sampah.


Dalam kesempatan tersebut, hadir pakar IT dari pemda Depok, Dr. Harry Prihanto, yang memaparkan visi depok menjadi cyber city. Pemerintah kota depok melihat bahwa kemajuan IT dapat menjadi motor penggerak pembangunan kota. Pemerintah kota Depok sedang mengkaji infrastruktur yang sesuai dengan kondisi geografi dan demografi kota depok. Saat ini sedang dikaji infrastruktur yang mengkombinasikan fiber optic, wi-fi dan wimax. Pemda depok juga sedang mengkaji proses pembangunannya termasuk kemungkinan mengundang peran investor.


Dalam kesempatan tersebut didisksusikan pula penataan menara komunikasi. Saat ini, menara komunikasi bermunculan di mana mana sehingga kurang bagus secara estetika. Jika kondisi ini dibiarkan, kota kota besar di Indonesia akan terlihat seperti hutan menara. Selain itu, kondisi ini merupakan pemborosan investasi secara nasional. Depkominfo telah mengeluarkan peraturan tentang menara bersama. Satu menara digunakan secara bersama-sama beberapa operator telekomunikasi. Penerapan menara bersama ini memerlukan pertimbangan kondisi geografi dan demografi sehingga diperoleh pola yang optimal. Dalam merealisasikan kebijakan menara bersama tersebut perlu komunikasi antara regulator dengan operator telekomunikasi yang saat ini telah membangun ribuan menara .

Tidak ada komentar: